Madu hutan liar adalah merupakan cairan yang di hasilkan oleh jenis lebah hutan ( Apis dorsata ) yang di peroleh pemburu madu di hutan belantara secara langsung pada gerombolan atau koloni Lebah liar. Madu hutan liar merupakan madu yang bersifat alamiah, dalam arti terbebas dari pengaruh pupuk, pestisida dan polusi.
Madu hutan liar berasal dari jenis lebah liar hutan ( Apis dorsata ) yang jenis lebah ini hingga saat ini belum dapat di ternak.
Madu hutan liar ini sangat aman untuk di konsumsi sebagai suplemen makanan dengan kandungan madu berupa multi mineral, multi vitamin yang berfaedah menjaga kesehatan dan terapi paling mendasar berbagai macam jenis penyakit.
Gambar-Koloni-Lebah-Hutan-Apis-DorsataApis dorsata atau dikenal sebagai Lebah madu raksasa merupakan lebah madu Asia yang berhabitat di hutan, membuat sarang dengan hanya satu sisiran yang menggantung di dahan dan ranting pohon, langit-langit terbuka dan tebing jurang bebatuan, karena itu sampai sekarang para ilmuwan belum berhasil membudidayakan Apis dorsata dalam bentuk tertutup. Sisiran sarang dapat mencapai 2 x 1 meter dengan estimasi hasil bisa mencapai 20 kg/sarang.
Sebuah catatan tertulis menyatakan, prajurit Roma membawa kue kering yang terbuat dari bee pollen, madu dan biji padi-padian sebagai ransum saat dalam perjalanan. Analis kimia modern membuktikan, bee pollen mengandung nutrisi yang cukup untuk memperpanjang usia dan menjaga tubuh dalam kondisi prima.
Bapak kesehatan modern Hippocrates (460-370 SM) juga menganjurkan bee pollen dan propolis sebagai obat untuk meningkatkan kualitas kesehatan. “Jadikanlah madu sebagai obatmu dan obatmu sebagai makanan,” ungkap Hippocrates yang hidup hingga usia 107 tahun. Pada masa itu, madu sering dipakai untuk menambah tenaga karena kandungan kalorinya yang tinggi. Hippocrates membuat resep yang disebut oxymel; campuran antara vinegar atau cuka dengan madu untuk pengobatan nyeri atau sakit. Resep lain; hydromel yaitu campuran air dan madu untuk pelepas dahaga dan pengobatan demam ringan. Untuk pengobatan demam akut, Hippocrates membuat ramuan yang terdiri dari campuran madu, air dan berbagai tumbuhan obat (dr Adji Suranto, SpA, 2005).
Spesies ini berkembang hanya di kawasan sub-tropis dan tropis Asia, seperti Indonesia, Filipina, India, Nepal, dan tidak tersebar di luar Asia. Di Indonesia masih banyak ditemukan di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Papua dan Nusa Tenggara. Di pulau Jawa lebah ini sudah jarang ditemukan. Ada beberapa nama daerah bagi lebah ini di Indonesia, yaitu manye/muanyi (Dayak), Gong (Jawa), Odéng (Sunda), labah gadang, labah gantuang, labah kabau, labah jawi (Minangkabau) dan Harinuan (Batak).
www.maduhutankalimantan.com | (Fast Respond) WA/SMS : 082136448445, Telp/SMS : 085750146175 | PIN BB : 5D8002E2